Senin, 07 Agustus 2017



change your mind




Once your mindset changes, everything on  the outside with change along with it

"Steve Maraboli"

Minggu, 06 Agustus 2017

Nulis sambil nyruput Kopi 

Aku hidup di sebuah kota kecil dengan segudang potensi yang luarbiasa
Mengundang tanya mengapa belum ada UKM yang mampu menjadi icon kota untuk menunjang daerahnya
Ah... nyruput kopi dulu ah
Hemmss ...okay... kita punya laut, tambak, lahan pertanian, gunung , kebon,  pokoknya komplit-plit
Tapi apa yang membuat sepertinya kita jalan di tempat

UKM BELUM PUNYA NYALI ...yah nyali yang mereka belum punya, mental plagiat yang grusa-grusu panik melihat orang lain sukses dan berbondong-bondong mengikuti usaha serupa tanpa memperdulikan ETIKA
Ah... nyruput kopi dulu ah
ETIKA wah.... konyol jika menyebut etika dalam bisnis.. karena sepertinya kita tidak dibesarkan di dunia bisnis dengan ETIKA YANG BAIK, saling menghujat, mencuri, mencaci, bangga menjadikan orang lain bangkrut dan merasa paling unggul dan paling pintar serta paling berkuasa.... ealah....
Ah... nyruput kopi dulu ah
Eh pada tahu nggak sih padahal
MENIKMATI PROSES
dalam berbisnis adalah pengalaman luarbiasa yang bisa menguatkan kita. Selalu kosongkan cangkir setiap bertemu hal baru. Berfikirlah yang positif pada setiap hal, satu lagi jangan coba-coba MENCURI IDE orang lain untuk membuat hal yang sama di usaha kita.... that’s mean   PLAGIAT
....Jadi ...
kalau mau memulai usaha kita harus siap lahir dan batin
he..he..he...
saya bagi deh tips nya
yang pertama memulai usaha harus bisa mengatur diri sendiri contoh simpel : "bangun pagi"
klo kamu bangun pagi masih mengandalkan jam alarm atau meminta bantuan orang lain untuk membangunkan diri kamu wah sepertinya kamu belum siap untuk bener-bener fokus memulai usaha


jadi mengatur DIRI SENDIRI = BERTANGGUNG JAWAB yessss
Yang kedua adalah perbaiki kesalahan pada setiap masalah dan ingat dan catat
well.....
kamu kalau tahu salah atau ditegur orang lain kamu marah wah... hati-hati nih mungkin kamu termasuk orang yang anti koreksi. hal ini akan menghambat gerak kamu sendiri mas bro..he..he..he..
mengapa demikian???
karena manusia itu makhluk sosial butuh orang lain untuk hidup apalagi kalau kamu punya bisnis klo nggak butuh orang lain emang kamu mau jualan ama SETAN ??? wk..wk..wk....
okay sehingga PERBAIKI KESALAHAN = MENJADI ORANG BARU
yang ketiga neh....TETEP FOKUS PADA TUJUAN ini yang kadang menjadi dilema bagi para pemula karena kurang istiqomah.
Apa sih tujuan anda untuk bisnis ??? KAYA, PUNYA DUIT BANYAK, BISA INI DAN ITU
well apapun tujuannya terserah anda he..he..he...
saya cuma mengingatkan BAHWA SUKSES ITU SAMA SEKALI BUKAN MASALAH KEKAYAAN DAN KEKUASAAN
Karena semua itu ngga di bawa MATI broooooooo........he..he..he..
SUKSES menurut saya adalah ketika
Bisa melalui proses hidup di DUNIA dengan takdir indah saya BERMANFAAT BUAT ORANG LAIN dan ketika saya selesai menjalankan TAKDIR TUHAN banyak yang mengingat dan mendoakan saya dengan tulus. Karena saya yakin saya akan kembali ke KAMPUNG ABADI saya di JANNAH... Aamiin
















Selasa, 07 Februari 2017

Berbagi itu indah


Mengajar adalah salah satu hobi saya
walaupun profesi saya bukan seorang guru tetapi berbagi ilmu yang saya punya dengan orang lain adalah kepuasan tersendiri buat saya
rasanya senang sekali apabila pengetahuan yang saya bagikan bisa diaplikasikan oleh orang lain untuk meningkatkan kemajuan ekonomi keluarga ataupun untuk pengembangan diri mereka

kali ini saya berada di KWT Karang mulyo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. Ibu - ibu di sana sangat luar biasa antusiasnya. Saya mengajarkan bagaimana pemanfaatkan ikan lele mulai dari daging lele, kulit, tulang bahkan sampai isi perut yang biasanya terbuang bisa di manfaatkan oleh mereka sebagai POC ( Pupuk Organik Cair ) yang dapat menyuburkan tanaman. Hal yang pertama saya ajarkan adalan membuat olahan berbahan bak
u ikan lele yang merupakan potensi lokal masyarakat karangmulyo selain kegiatan bertani dan berkebun.


Kali ini saya mengajarkan membuat somay dari ikan lele. Olahan ini cukup dikenal dan di gemari di masyarakat. Somay dibuat mengunakan daging ikan lele yang telah di lumatkan dengan  menambahkan garam dan gula pada saat penggilingan dagingnya. kenapa harus di campurkan garam dan gula terlebih dahulu karena kita akan mengeluarkan gel streng yang ada pada ikan untuk meningkatkan elastisitas adonan tanpa menambahkan bahan tambahan pangan yang berbahaya. Teknik ini mungkin sangat awam bagi ibu - ibu anggota KWT, untuk itu perlu disampaikan bahwa tanpa menggunakan bahan pengenyal atau bahan tambahan lainya yang berbahaya kita pun bisa menggunakan teknik sederhana dengan hasil yang luarbiasa. Untuk olahan yang selanjutnya adalah kripik kulit dan tulang lele. Sebelum di buat kripik, kulit lele yang sudah di cuci dan di tiriskan kemudian di rendam dengan larutan kapur sirih. baru di lumuri bumbu dan di lumuri tepung beras kering kemudian digoreng dengan api sedang. untuk hasil yang maksimal bisa di spiner untuk mengentaskan minyak yang masih terkandung dalam kripik tulang maupun kulit lele.  
Berbagi itu indah,
siapa saja yang ingin belajar tentang olahan ikan kami siap membantu.
Siapa saja bisa untuk menjadi luarbiasa.
dini_bangun@yahoo.co.id
dinibangun120607@gmail.com
#OlahanIkanDanUdang
Terimakasih kepada KWT SekarMulyo Karangmulyo, Pegandon  Kendal
BKP3 Kabupaten Kendal

                                                                               






Kamis, 28 April 2016

Analisa GMP dan SSOP Pindang Air Garam

Analisa ini di ambil dari hasil penelitian sdr. Valentina Wenang Amurbo Warih
dengan judul Kajian Penerapan GMP dan SSOP Produk Pindang Air Garam Ikan Tongkol dalam Upaya Peningkatan Keamanan Pangan di Kabupaten Kendal
Dosen Pembimbing : 1.  Dr. Simson Masengi, 2. Yuliati H Sipahutar, S.Pi, MM
Pembimbing Lapangan : Dini Bangun Wijayanti, S.St.Pi

Tulisan ini saya dedikasikan kepada Masyarakat Perikanan Indonesia yang saya cintai
Semoga tulisan ini bisa merubah Mind Set Pengolah Pindang Untuk memahami pentingnya keamanan pangan
agar mutu olahan pindang yang dihasilkan lebih sehat, higienis dan layak bagi masyarakat Indonesia


Apa itu pindang air garam ???
Pindang air garam adalah sualu proses pengolahan ikan dengan memindang atau merebus ikan layang, tongkol, tuna, atau ikan sejenis pelagis ( ikan berdaging merah ) menggunakan bejana atau baskom dengan mencelupkan seluruh permukaan ikan kedalam baskom yang berisi air.
Biasanya pengolahan pindang air garam ikan dimasak diatas tungku selama 1 jam. hal ini di lakukan karena proses pemindangan menggunakan bahan baku ikan tongkol dengan berat rata - rata berkisar antara 1 - 1,5 kg per ekor.



Alur Proses Pembuatan Pindang Air Garam ( Tradisional )

Bahan Baku ( Ikan Tongkol )

Pencucian

Penirisan

Penataan

Perebusan ( Selama 1 Jam )

Penirisan

Pendinginan

Pengepakan

Pemasaran
 
Pada alur proses pembuatan pindang air garam yang di lakukan secara tradisional ternyata banyak control yang harus di terapkan untuk menghindari risiko kontaminasi yang dapat terjadi selama proses pengolahan.

Pada persiapan bahan baku yang perlu di perhatikan adalah memilih bahan baku yang segar. Yang biasanya terjadi di unit pengolahan adalah kurang memperhatikan kesegaran bahan baku.


Selasa, 25 Agustus 2015

Untuk Negeri Ku Indonesia " Perjalanan Menggapai Asa Perikanan Kelautan Jaya "


Langit temaram .... sore itu di Sendang Sikucing 
membuat aku berfikir jauh apa yang sudah saya perbuat untuk bangsa dan negaraku
walaupun aku sadar aku hanyalah manusia yang tidak sempurna
yang aku tahu hanyalah berusaha memberi dengan ilmu yang telah saya dapatkan secara cuma -cuma karena dari keringat mereka lah aku bisa seperti ini...
terimakasih Ya Allah engkau telah memberikan aku kesempatan untuk menimba ilmu 
di  Sekolah Tinggi Perikanan.....
Terimakasih kepada bapak ibu guruku....yang telah mengajarkanku berbagai ilmu yang kini aku gunakan untuk kebaikan hidupku...
Semangat Baru .....  awal tugas baru di tengah tahun 2015
semoga ini menjadikanku lebih istiqomah dalam menjalani hidup dan mengharap berkah dari Mu Ya Allah.....
Catatan 1
Pengolah Pindang di Desa Tanjungsari, Kecamatan Rowosari , Kabupaten Kendal


Ada sekitar 600 unit pengolahan ikan pindang yang ada di desa tanjungsari, yang sebagian besar bahan bakunya di datang kan dari luar daerah seperti, pekalongan, tegal, banyuwangi, bali maupun dari luar negeri.
Tahun 2013 ketika kami melakukan identifikasi pengolah pindang yang ada di Desa Tanjungsari kami menyimpulkan bahwa betapa banyak potensi yang bisa kita gali di perkampungan ini.
mulai dari produksi dan sumberdaya pengolah yang secara tidak langsung menggugah hati kami untuk mengembangkan industri ikan pindang yang ada di desa ini.
Kalau saya tidak salah hitung jika rata-rata pemindang dalam satu hari memproduksi minimal 50 kg maka setelah saya kalikan dalam sebulan maka produksi = 600 x 50 kg = 30.000 kg x 26 hari kerja = 780.000 kg, alias dalam sebulan bahan baku yang di perlukan adalah 780 Ton.....
untuk ukuran industri rumahan itu adalah hal yang luar biasa...
lalu berapa omzet yang mereka dapatkan dalam satu tahun..... kami mulai agak penasaran dan hasilnya
kalau rata-rata harga pindang di pasaran adalah Rp. 30.000,-
780.000 kg x Rp.30.000,- = 23.400.000.000,- itu baru satu bulan lalu kalau satu tahun ????
Rp. 280.800.000.000,- angka yang lumayan fantastis untuk industri yang di bilang  skala rumahan ini
tapi setelah kami mengetahui hitung - hitungannya,,,, kami agak trenyuh dengan keadaan di lapangan
Subhanallah..... dengan fasilitas yang serba sederhana dan tempat yang seadanya mereka mampu untuk bertahan... dan ini menjadi tantangan buat kami agar kami mampu membantu mereka...

Tantangan yang pertama 
Dulu untuk memindang ikan secara tradisional mereka menggunakan daun bambu atau daun pisang dalam proses pengolahan maupun pemasarannya. Sekarang karena hidup yang serba praktis dan ekonomis mereka banyak beralih menggunakan pembukus dari kertas koran bekas ataupun kertas bekas yang lainnya.
Hal ini sangat berbahaya karena kandungan tinta yang ada di koran bekas bersifat karsinogenik yang dapat memicu kanker
Alhamdulilah walaupun belum 100 % dari seluruh pengolah pindang yang ada di desa Tanjungsari sudah ada yang merubah kebiasaan mereka dari yang mengggunakan kertas koran menjadi kertas putih atau kembali menggunakan daun pisang .....
Tantangan yang Kedua
Dalam proses pemindangan mereka rata-rata mengolah pada siang hari dan pada hari berikutnya baru bisa di pasarkan, tentunya dalam hal ini ada proses penyimpanan
penyimpanan biasa mereka letakkan di lemari penyimpan yang terbuat dari bambu yang kurang higienis.

Kami Mulai berfikir dan bertukar pikiran dengan para pengolah sebainya bagaimana menyimpan ikan pindang yang benar sesuai standar higienitas tanpa membuat mereka terganggu dengan kebiasaan mereka dalam hal menyimpan ikan pindang. Pelan tapi pasti dari beberapa kali pertemuan tercetus ide untuk membuat lemari pindang higienis.
Alhamdulillah di Tahun 2014 terelisasi bantuan peralatan pemindangan berupa Lemari Pindang Higienis yang berasal dari Dana Tugas Pembantuan TP yang besasal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Saya bersyukur mendapat teman dan sahabat yang setia mendampingiku untuk senangtiasa melakukan tugas dan kewajibanku untuk membina para pengrajin pindang yang ada di Desa Tanjungsari ini.
Tantangan di depan masih banyak, semoga semangat ini tak akan pernah putus.
Dirgahayu Negeriku...Dirgayahu Indonesiaku
Merdeka!!!!!